Penggunaan Media Sosial Sebagai Bahan Literasi Digital Masyarakat Desa Karangluhur
Penggunaan Media Sosial Sebagai Bahan Literasi Digital Masyarakat Desa Karangluhur
Oleh: Alifia Laila Maghfiroh
NIM: 19.94.0117 - Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas AMIKOM Yogyakarta
Abstract:
We cannot avoid technological developments at this time, the use of technology must be used wisely to avoid phishing and data misuse by hackers. People are required to master technology in carrying out their daily lives, the use of this technology is carried out using social media such as WhatsApp, Instagram, Facebook and Youtube. In carrying out this technology, people who understand and access the internet as a source of information are referred to as those who access digital literacy (Paul Gilster, 1997). The use of social media that is used as digital literacy must be based on several elements of digital security so that there is no misuse of social media and missed communication, the success of using digital literacy can be seen from several indicators so that the Karangluhur village government as a provider of the digital literacy movement must know these indicators in implementing social media as literacy in society. Through the article The Use of Social Media as Digital Literacy Material for the Karangluhur Village Community, the author will explain the definition of digital literacy, the use of digital literacy and how to use social media as a digital literacy training tool as outlined by using qualitative research methods with a descriptive approach through document study data collection, resulting in an assessment of indicators of the use of social media as digital literacy that is still not running optimally. Keywords: Social Media, Digital Literacy, Digital Literacy Indicators.
Abstrak:
Perkembangan teknologi tidak dapat kita hindari saat ini, pemanfaatan teknologi harus digunakan secara bijak untuk menghindari adanya phising dan penyalahgunaan data oleh peretas. Masyarakat dituntut menguasai teknologi dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, penggunaan teknologi tersebut dilakukan menggunakan media sosial seperti Whatss App, Instagram, Facebook dan Youtube. Dalam menjalankan teknologi tersebut masyarakat yang memahami dan mengakses internet sebagai sumber informasi disebut sebagai pihak pengakses literasi digital (Paul Gilster, 1997)1. Penggunaan media sosial yang dijadikan sebagai literasi digital harus didasari beberapa elemen keamanan digital agar tidak terjadi penyalahgunaan media sosial dan missed communication, kesuksesan penggunaan literasi digital dapat dilihat dari beberapa indikator sehingga pemerintah desa Karangluhur sebagai penyedia gerakan literasi digital harus mengetahui indikator tersebut dalam menerapkan media sosial sebagai literasi di masyarakat. Melalui artikel Penggunaan Media Sosial Sebagai Bahan Literasi Digital Masyarakat Desa Karangluhur, penulis akan menjelaskan mengenai definisi literasi digital, pemanfaatan literasi digital dan cara menggunakan media sosial sebagai alat pelatihan literasi digital yang dituangkan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif melalui pengumpulan data studi dokumen, menghasilkan penilaian indikator penggunaan media sosial sebagai literasi digital masih belum berjalan seacara maksimal. Kata Kunci: Media Sosial, Literasi Digital, Indikator Literasi Digital.
Pendahuluan:
Media digital memudahkan setiap para penggunanya untuk memperoleh informasi yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja, hal tersebut yang membuat mengapa perlunya tangan pemerintah desa atau pihak yang berwenang untuk mengatur penggunaan media sosial sebagai literasi digital yang dapat membuat masyarakat memiliki kreativitas dan inovasi yang bermanfaat pada dunia digital. Melalui artikel jurnal ini diharapkan maysarakat dapat memiliki kompetensi keterampilan, konsep dan perilaku yang bijak dalam mengaplikasikan internet dan komputerisasi untuk menumbuhkan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari (Mayes & Fowler, 2006)2.
Dalam artikel jurnal ini akan membahas mengenai pengertian dari literasi digital, bagaimana penerapan literasi digital di desa Karangluhur dan bagaimana kesesuaian indikator keberhasilan literasi digital dengan apa yang saat ini sudah dilakukan oleh pemerintah desa Karangluhur dalam pengupayaan program literasi digital, serta mengetahui kebermanfaatan media sosial sebagai sarana literasi digital.
Tujuan dari penulisan artikel jurnal ini yaitu sebagai bahan dalam bacaan literasi digital agar masyarakat mengetahui sudah seberapa tingkatan indikator kemajuan masyarakat dalam melakukan literasi digital, tentunya artikel ini bisa bermanfaat sebagai bahan luaran karya mahasiswa agar lebih peka terhadap masalah digitalisasi dan komputerisasi di masyarakat.
Tinjauan Pustaka
- Definisi Literasi Digital
Jika diartikan secara tradisional bahwa arti dari literasi adalah pembelajaran atau mengenal membaca dan menulis, sedangkan digital adalah penggunaan computer dan atau internet, jika digabungkan literasi digital menjadi penggunaan internet atau komputerisasi untuk tujuan pembelajaran membaca dan menulis. Dalam konteks ini, literasi tidak hanya berkaitan dengan baca tulis, melainkan segenap kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, menciptakan, mengkomunikasikan, memperhitungkan, dan menggunakan bahan- bahan cetak dan tulis yang bertautan dengan berbagai konteks. Literasi melibatkan kontinum belajar yang memungkinkan individu mencapai tujuan, mengembangkan pengetahuan dan potensinya, serta berpartisipasi secara penuh dalam masyarakat dan komunitas yang lebih luas (UNESCO, 2004).
Menurut Lankshear & Knobel (2011) bahwa literasi digital merupakan upaya pemanfaatan jejaring, kolaborasi, interaksi dan kegiatan yang kreatif yang didukung teknologi.
Menurut Touri (2015) bahwa literasi digital merupakan kemampuan seseorang dalam mengoperasikan jejaring sosial dan berinteraksi secara kreatif dan inovatif untuk meningkatkan pengetahuan.
Jadi bisa disimpulkan bahwa literasi digital merupakan kegiatan pemanfaatan informasi dan praktik komputerisasi untuk meningkatkan ketrampilan diri agar berinovasi dan berkreasi menggunakan jejaring internet dan komputerisasi.
- Media Sosial
Media sosial memiliki peran dalam bermasyarakat yang merupakan sarana untuk bersosialisasi melalui jejaring secara dalam jaringan. Menurut Henderi (2017) Kegiatan yang dilakukan adalah berkomunikasi dua arah atau lebih yang dilakukan untuk membangun profil dan sebuah keputusan yang memunculkan informasi secara positif dengan menggunakan aplikasi software ataupun hardware yang dilengkapi sistem aplikasi tertentu dalam berkomunikasi.3
Beberapa contoh media sosial yang banyak digunakan masyarakat yaitu media sosial chatting Whatss App, Facebook, Messager dan beberapa aplikasi yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dan saling transfer sebuah informasi. Dalam penggunaan media sosial perlu berhati-hati dan melihat kebenaran informasi agar tidak terjadi pencurian data, penyebaran informasi palsu dan peretasan data.
- Indikator Literasi Digital
Menurut Douglas (2011) bahwa terdapat beberapa indikator agar seseorang mampu mudah menguasai literasi digital yang terdiri dari:
- Memiliki pemahaman penggunaan media sosial
- Memiliki daya pikir untuk menilai kebenaran konten
- Dapat membangun sebuah pemikiran yang aktual dalam menilai konten
- Memahami kinerja media sosial dan penggunaan dunia digital sebagai sarana komunikasi.
- Bertanggungjawab dalam pembuatan dan penyebaran konten.
- Dapat memanfaatkan informasi baru sebagai upaya kreativitas diri.
- Berfikir kritis dalam menyikapi konten yang diwujudkan secara sosial.
Beberapa indikator literasi digital menurut Mayes dan Fowler dalam buku literasi digital kementrian Pendidikan dan Budaya Indonesia bahwa ada beberapa indikator literasi digital masyarakat yaitu:
- Adanya bacaan yang dimiliki sebagai fasilitas publik.
- Adanya pembaruan informasi bacaan secara digital ataupun fisik
- Adanya pembaca bahan bacaan literasi digital setiap harinya.
- Adanya partisipan aktif seperti komunitas atau Lembaga dalam menyediakan bahan bacaan baik secara digital maupun secara fisik.
- Adanya fasilitas publik yang mendukung literasi digital.
- Adanya kegiatan literasi setiap dusun di masyarakat.
- Adanya pelatihan yang diberikan ke masyarakat mengenai literasi digital.
- Adanya penggunaan internet di masyarakat.
- Adanya pemahaman masyarakat mengenai internet dan sosial media.
- Adanya pwmahaman masyarkat mengenai adanya UU ITE.
- Meningkatnya jumlah pelatihan literasi digital yang berdampak pada masyarakat.
- Pengguanan Media Sosial sebagai Literasi
Laporan dari Smartphone User Persona Report (SUPR) yang dirilis oleh produsen mobile platform ternama dunia, Vserv, menyebutkan bahwa pertumbuhan pengguna smartphone Indonesia tumbuh 33 persen dari tahun 2013 hingga 2017. Tingginya tingkat penggunaan smartphone saat ini memicu hadirnya tren literasi digital. Literasi digital adalah kemampuan untuk memahami informasi berdasarkan perangkat digital. Selaras dengan hal tersebut, tingginya intensitas penggunaan gawai pada remaja milenial memungkinkan pemerintah desa untuk mengoptimalkan peran gawai tidak hanya sebagai sarana hiburan bagi masyarakat, tetapi dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Media sosial sebagai salah satu aplikasi yang paling sering diakses oleh masyarakat dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran literasi berbasis digital. Optimalisasi peran media sosial sebagai media pembelajaran akan mengantarkan masyarakat pada pemahaman yang baik tentang literasi digital, sehingga dapat meminimalisir efek negatif dari media sosial.4
Metode dan Pendekatan Penelitian
Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif melalui sebuah pendekatan deskriptif, menurut Moleong (2002) bahwa jenis metode ini dapat menghasilkan penjelasan kata-kata secara tertulis atau lisan dari orang atau kegiatan yang diamati. Melalui pendekatan deskriptif, penelitian ini menjelaskan mengenai definisi literasi digital, pemanfaatan dari sosial media sebagai literasi digital masyarakat desa Karangluhur dan penilaian keefektifan penerapan sosial media sebagai literasi digital dengan indikator literasi digital masyarakat.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data diambil dari studi dokumen laporan literasi digital masyarakat desa karangluhur dan analisis survei yang dilakukan kepada pengunjung layanan pemerintah desa.
Pembatasan Masalah
- Keadaan Literasi Digital Masyarakat Desa Karangluhur
- Indikator Literasi Digital Masyarakat Desa Karangluhur
- Penggunaan Media Sosial Masyarakat Karangluhur sebagai Bahan Literasi
Hasil dan Pembahasan
- Keadaan Literasi Digital Masyarakat Desa Karangluhur
Sebagai mahasiswa yang sudah melakukan kegiatan magang selama kurang lebih 5 bulan sampai saat ini dan sebagai salah satu masyarakat desa Karangluhur, penulis memiliki pengalaman dalam hal literasi digital, bahwa kegiatan literasi digital masih sangat rendah, dimana permasalahan dari pemerintah desa karangluhur adalah kurangnya sumber daya manusia untuk mengelola konten literasi digital, masyarakat pun masih kurang aktif dalam menanggapi kegiatan literasi digital. Untuk saat ini kegiatan literasi digital hanya dilakukan melalui beberapa pertemuan rutin PKK ibu-ibu tiap desa dengan cara kultum.
Fasilitas publik untuk bahan literasi sendiri masih belum ada secara fisik, jadi penulis pada bulan Oktober sudah mulai membuat sudut baca untuk meningkatkan literasi pengunjung pemerintah desa. Untuk penyediaan literasi secara digital sudah ada beberapa bulletin dan booklet yang terposting di Instagram @pemerintahdesa_karangluhur dan beberapa jurnal hasil karya penulis di website desa Karangluhur.
Dapat disimpulkan bahwa upaya peningkatan literasi digital oleh pemerintah desa sudah mulai meningkat, hanya saja saat ini pemerintah desa yang harus merangkul masyarakat untuk Kembali memanfaatkan sosial media sebagai sarana literasi digital.
- Indikator Literasi Digital Masyarakat Desa Karangluhur
Beberapa penilaian indikator literasi digital masyarakat desa Karangluhur dengan kesesuaiannya dengan indikator menurut Mayes dan Fowler dalam buku literasi digital kementrian Pendidikan dan Budaya Indonesia, dapat dinilai bahwa:
INDIKATOR | KETERSEDIAAN DI DESA KARANGLUHUR |
Adanya bacaan yang dimiliki sebagai fasilitas publik. | Ada, terdapat di kantor Pemerintah Desa Karangluhur |
Adanya pembaruan informasi bacaan secara digital ataupun fisik | Ada, maksimal 3 hari sekali selalu ada bahan bacaan bulletin indormasi untuk menambah informasi pembaca secara digital di Instagram.
Pembaca secara langsung di kantor desa ataupun disetiap dusun masih sedikit. |
Adanya pembaca bahan bacaan literasi digital setiap harinya. | Tidak rutin setiap hari |
Adanya partisipan aktif seperti komunitas atau Lembaga dalam menyediakan bahan bacaan baik secara digital maupun secara fisik. | Mahasiswa magang Universitas AMIKOM Yogyakarta menyediakan sudut baca di kantor desa |
Adanya fasilitas publik yang mendukung literasi digital. | Hanya ada di kantor pemerintah desa Karangluhur |
Adanya kegiatan literasi setiap dusun di masyarakat. | Tidak ada |
Adanya pelatihan yang diberikan ke masyarakat mengenai literasi digital. | Tidak ada |
Adanya penggunaan internet di masyarakat. | Ada, hampir semua masyarakat saat ini mengakses internet |
Adanya pemahaman masyarakat mengenai internet dan sosial media. | Pemerintah desa Karangluhur saat ini akan membuat bidang usaha BUMDES Internet Tanam MAN untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai internet |
Adanya pemahaman masyarkat mengenai adanya UU ITE. | Masih terbatas |
Meningkatnya jumlah pelatihan literasi digital yang berdampak pada masyarakat. | Tidak ada peningkatan |
Dari indikator diatas dapat disimpulkan bahwa masih banyak indikator yang belum berjalan, beberapa indikator yang masih dalam tahap rencana dan hanya ada satu jenis literasi yang sudah terpenuhi yaitu pemanfaatan sosial media sebagai literasi digital, namun hal tersebut sangatlah perlu dikembangkan kembali dan ditingkatkan, karena hampir semua masyarakat desa Karangluhur menggunakan internet, maka akan lebih efektif jika program literasi digital dilakukan melalui media sosial.
- Penggunaan Media Sosial Masyarakat Karangluhur sebagai Bahan Literasi
Media sosial sebagai salah satu aplikasi yang paling sering diakses oleh masyarakat dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran literasi berbasis digital. Optimalisasi peran media sosial sebagai media pembelajaran akan mengantarkan masyarakat pada pemahaman yang baik tentang literasi digital, sehingga dapat meminimalisir efek negatif dari media sosial.4
Menurut Lingua Rima (2020) bahwa penggunaan Media Sosial sebagai literasi digital dapat dilakukan dengan beberapa karakteristik cara5:
- Masyarakat menggunakan internet untuk menelusuri informasi yang bermanfaat.
- Masyarakat harus mengontrol kebenaran informasi dan data yang diperoleh dari media sosial.
- Masyarakat harus menggunakan informasi dengan penerapan yang lebih baik dari informasi yang didapatkan, sehingga nilai dari konten dapat bermanfaat.
- Media sosial sebagai control sosial masyarakat dengan positif, jangan mudah terpancing informasi yang masih tabu dan pastikan bahwa informasi tersebut benar adanya.
- Menggunakan informasi yang ada secara terbuka dan menggunakan media sosial secara transparan dan legal.
- Apa yang kita lihat di media sosial adalah kebiasaan yang kita cari, jadi pastikan masyarakat memiliki keinginan untuk mencari informasi yang bermanfaat untuk mengurangi adanya munculnya konten yang negatif di media sosial.
Langkah yang dilakukan oleh pemerintah desa Karangluhur dalam meningkatkan antusias masyarakat dalam menggunakan media sosial sebagai literasi digital adalah dengan memperbanyak materi literasi di media sosial Instagram dan website desa serta menambah literasi melalui sudut baca di kantor pemerintah desa Karangluhur. Pemerintah desa Karangluhur juga akan membuat usaha penggunaan internet di semua wilayah desa sehingga semua masyarakat tak terkecuali akan mudah mengakses jaringan internet sebagai sarana berliterasi digital.
Kesimpulan
Penggunaan media sosial saat ini banyak mengandung provokatif dan juga informasi yang palsu sehingga memungkinkan masyarakat berpikir negatif dan dapat memunculkan timbulnya konflik sosial, sehingga perlu diterapkan literasi digital melalui beberapa indikator salah satunya adalah adanya kegiatan literasi digital di semua dusun secara digital. Pemanfaatan media sosial sebagai literasi digital masyarakat tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam berpikir positif menyikapi media sosial.
Daftar Pustaka
1 https://repositori.kemdikbud.go.id/11635/ Jurnal Literasi Digital Kemendikbud 2017. Diakses 04 Oktober 2022
2 https://www.researchgate.net/publication/337414417_MATERI_PENDUKUNG_LITERASI_DIGITAL Prinsip Pengembangan Literasi Digital. Diakses 04 Oktober 2022
3 http://eprints.umm.ac.id/43080/3/BAB%20II.pdf Media Sosial Sebagai Literasi. Henderi. 2017. Diakses 04 Oktober 2022
4 http://seminar.uad.ac.id/index.php/saga/article/view/124/370 Penggunaan Media Sosial Sebagai Literasi Kekinian. Diakses 04 Oktober 2022
5 file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/2401-5587-1-SM.pdf Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 9 No. 1 Juli 2020 Diakses 04 Oktober 2022